RUMAH DUKA, SAJAKKU MENGALIRKAN GENANGAN AIR MATA

Oleh Pulo Lasman Simanjuntak

rumah duka
di sini
sajakku
mengalirkan
genangan air mata

sepi terkunci rapi
di sudut ruangan
bunga mawar putih
berbaris tegak
semerbak
bau kematian

jasadnya perkasa
terbaring dingin
wangi peti mati
diawetkan
untuk satu abad

tanpa suara koor gereja
terjebak
pada kesaksian
memanjang
kadang menjemukan

ia lelaki pekerja keras, katamu
punya karakter bipolar
menggenapi
perkawinan ganjil

masa lalunya
membentur
ribuan cerita
keluh kesah
persungutan padang pasir
untuk dikremasi

kemana gerangan khotbah pandita, tanyamu lagi
ditebar sejak sianghari
menyanyikan penghiburan
bertubi-tubi
sampai menembus
tubuh penyakitan
sudah dibakar iman
yang tak bertumbuh dan berakar

konon kata penyanyi berjanggut putih;
ia mati semalam
kurang air garam
kurang asupan vitamin
kurang suntikan protein

oi, rumah duka
di sini
sajakku
mengalirkan
genangan air mata
agar kami semua
para pelayat
ingat giliran siapa
turun perlahan (pasti!)
ke dunia orang mati

sunyi abadi
terasing
sampai kami dibangkitkan
menjemput Tuhan
kekal di awan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *