Esai oleh Luhur Susilo – SMPN 1 Sambong dan Pengurus Satupena Blora
Pagi itu, langit Sambong merekah cerah saat 595 siswa baru menapakkan langkah pertama mereka di gerbang SMPN 1 Sambong. Suasana MPLS pun dibuka bukan hanya dengan upacara, tetapi juga dengan irama budaya yang menggugah nurani: Bujang Ganong.
Dengan langkah lincah dan topeng merah yang menyala, empat penari Bujang Ganong menyulap halaman sekolah menjadi panggung perayaan identitas. Bukan sekadar atraksi, mereka adalah duta semangat—mengajak generasi baru memasuki sekolah bukan hanya sebagai tempat belajar, tetapi ruang hidup kebudayaan.
Bujang Ganong, patih muda yang cerdik dan sakti, tidak hanya hadir sebagai hiburan. Ia adalah simbol—bahwa keberanian bisa dibalut kelincahan, kecerdasan dapat disampaikan lewat jenaka, dan kesaktian tak harus bertaring.
Di balik tawa para siswa menyaksikan aksi kocak para penari, tersimpan pesan bahwa pendidikan bukan hanya soal angka dan teori. Pendidikan adalah proses membentuk karakter, merawat akar, dan menumbuhkan jiwa bangsa.
Penampilan seni tradisi ini menjadi bagian dari narasi transformatif: MPLS bukan sekadar pengenalan fisik sekolah, melainkan upaya menggugah kesadaran akan budaya sebagai penanda jati diri. Inilah pendidikan yang mengakar—berpijak pada bumi, bermimpi menembus langit.
Bujang Ganong bukan hanya penari, ia adalah guru yang menyamar. Ia mengajarkan bahwa keberanian tak harus galak, kecerdasan tak selalu kaku, dan kekuatan sejati adalah kesetiaan terhadap nilai luhur.[]
Maka tak berlebihan bila di momen MPLS ini kita juga meneguhkan kembali pentingnya menetapkan 17 Oktober sebagai Hari Kebudayaan. Karena bangsa besar adalah bangsa yang merawat ingatannya sendiri, melalui tradisi yang ditanamkan sejak masa sekolah.
Tari-tarian, batik, bahasa daerah—semuanya adalah wajah dari yang lebih dalam: etika, filosofi hidup, cara memandang semesta. Pendidikan budaya adalah pendidikan hati, tempat di mana ilmu bertemu nurani.
Dalam gemuruh musik dan sorakan siswa, kami menangkap denyut masa depan yang berakar kuat pada sejarah. Generasi ini akan tumbuh, dan semoga mereka tak kehilangan arah karena telah diperkenalkan pada siapa diri mereka sejak hari pertama.
Selamat datang, para siswa baru SMPN 1 Sambong. Sambutlah perjalanan ini dengan semangat Bujang Ganong: jenaka namun bijak, cekatan sekaligus setia, berani tanpa kehilangan hormat kepada tradisi.
Semoga setiap langkahmu kelak bukan hanya menuju prestasi, tetapi juga menjadi bagian dari peradaban. Karena dari halaman sekolah inilah, ruh budaya kita hidup kembali—tak sekadar dipertontonkan, tapi dijalani.
Rumah Tua, 14 Juli 2025
[] https://id.wikipedia.org/wiki/Bujang_Ganong#:~:text=Bujang%20Ganong%20(Ganongan)%20(aksara,cerdik%2C%20jenaka%2C%20dan%20sakti.