Oleh Luhur Susilo
Guru SMPN 1 Sambong dan Pengurus Satupena Blora
Akhir-akhir ini, kualitas tulisan tangan pelajar kita seakan makin merosot, Para Pendidik yang Budiman. Padahal, dulu kita akrab sekali dengan tulisan latin tegak bersambung, yang kini makin terabaikan. Sistem belajar dan tugas yang lebih banyak mengandalkan LKS atau soal pilihan ganda jadi salah satu penyebabnya.
Padahal, fokus pada tulisan tegak berdiri ini bisa jadi momen berharga. Ini kesempatan untuk mengasah analisis dan membentuk karakter tulisan, sekaligus kepribadian siswa. Tulisan tegak bersambung itu bukan cuma soal gaya, Para Pendidik yang Budiman.
Gaya penulisan ini, di mana huruf-huruf tersambung rapi, membentuk aliran yang indah dan menyatu. Makanya sering juga disebut tulisan kursif atau tulisan tangan. Huruf-hurufnya mengalir tanpa putus, menciptakan tampilan yang kohesif dan elegan.
Sejak SD, kita diajarkan menulis tegak bersambung. Tujuannya jelas, melatih motorik halus, fokus, dan kreativitas. Pembelajaran ini seharusnya terus berlanjut di jenjang pendidikan berikutnya, bukan cuma berhenti di tingkat dasar.
Manfaatnya bukan hanya melatih motorik. Tulisan tegak bersambung juga membantu kita mengenali kata sebagai satu kesatuan. Ini mencegah kesalahan penulisan terbalik, bahkan bisa meningkatkan kecepatan menulis karena tak perlu sering mengangkat pena.
Membimbing tulisan latin tegak bersambung sebaiknya mengacu pada PUEBI (Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia). PUEBI adalah panduan resmi bahasa Indonesia, termasuk kaidah penulisan huruf, kata, dan tanda baca. Prinsip PUEBI tetap relevan, bahkan untuk tulisan tangan.
Meskipun PUEBI tak mengatur detail bentuk tulisan tangan, prinsip ejaan dan tata bahasanya harus tetap kita terapkan. Contohnya, memastikan huruf kapital pada awal kalimat, nama orang, dan tempat sesuai aturan PUEBI. Ini penting banget, Para Pendidik yang Budiman.
Pastikan juga semua huruf kecil ditulis dengan benar dan sesuai kaidah PUEBI. Perhatikan penulisan kata baku, serta terapkan penggunaan tanda baca seperti titik dan koma secara tepat. Konsistensi dalam gaya tulisan dan penerapan PUEBI akan membuat tulisan tangan kita lebih jelas dan mudah dibaca.
Bagaimana cara memperkuat literasi sekolah lewat tulisan tegak bersambung? Pertama, kenalkan dan biasakan siswa dengan tulisan ini sejak dini. Kedua, ciptakan lingkungan belajar yang mendukung, dengan waktu khusus untuk latihan dan umpan balik yang membangun.
Ketiga, integrasikan latihan menulis tegak bersambung dalam berbagai kegiatan literasi. Misalnya, menulis ringkasan buku, membuat catatan, atau bahkan menulis puisi. Keempat, guru harus jadi contoh.
Guru adalah teladan. Gunakan tulisan tegak bersambung saat menulis di papan tulis atau memberi catatan. Berikan umpan balik yang spesifik dan konstruktif tentang tulisan siswa. Fasilitasi mereka dengan sumber belajar memadai, seperti contoh tulisan atau buku panduan.
Dengan langkah-langkah ini, literasi di sekolah pasti akan makin kuat melalui tulisan latin tegak bersambung. Ini akan meningkatkan kemampuan siswa dalam membaca, menulis, dan tentu saja, berpikir kritis. Yuk, kembalikan indahnya tulisan tangan!
Rumah Tua, 6 Juli 2025