Tradisi Sedekah Bumi di Desa Doplang Digelar Meriah, Wujud Syukur atas Hasil Panen

Doplang, Jum’at 9 Mei 2025 – Warga Desa Doplang, Kabupaten Blora, kembali menggelar tradisi tahunan Sedekah Bumi atau Nyadran pada Jumat Legi di bulan Selo, sesuai penanggalan Jawa. Tradisi ini merupakan bentuk ungkapan rasa syukur masyarakat agraris kepada Tuhan Yang Maha Esa atas hasil panen yang melimpah.

Sedekah Bumi merupakan bagian dari kearifan lokal yang sudah diwariskan secara turun-temurun. Dalam pelaksanaannya, warga menggelar kenduri atau selamatan yang biasanya dipusatkan di pertigaan Rondan Mbah Proyo. Prosesi ini dipimpin oleh Tokoh Adat atau Modin setempat, diikuti oleh warga yang membawa aneka makanan tradisional seperti bugis, nagasari, pasung, tape, dan bongko. Setelah itu, masyarakat saling bertukar aneka makanan tersebut sebagai simbol berbagi rezeki dan rasa syukur atas keberkahan alam.

Tahun ini, suasana Sedekah Bumi berlangsung lebih meriah dengan iringan Seni Barongan yang mengelilingi desa, serta pesta kembang api yang menghiasi langit Doplang pada malam harinya.

Nyadran berasal dari kata Sanskerta “Śraddhā” yang berarti keyakinan atau kepercayaan. Tradisi ini juga erat kaitannya dengan penghormatan terhadap Dewi Sri, dewi kesuburan dan pelindung hasil pertanian, yang masih menjadi simbol penting dalam acara tersebut, meskipun pelaksanaannya kini telah berakulturasi dengan ajaran Islam.

Melalui tradisi ini, masyarakat tidak hanya mengekspresikan rasa syukur, tetapi juga memperkuat nilai-nilai kebersamaan, gotong royong, dan penghormatan terhadap alam sebagai bagian dari ciptaan Tuhan. Sedekah Bumi di Desa Doplang menjadi contoh nyata bagaimana budaya lokal tetap hidup dan relevan di tengah perkembangan zaman.

Oleh: Rika Puji Lestari
Anggota Satupena Kabupaten Blora

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *