Kontruksi Kerjasama: UNY Menyinergi Pembangunan SDM Blora
oleh Luhur Susilo
Kunjungan Bupati Blora ke Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) bukan sekadar seremoni, melainkan fondasi awal perubahan besar. Di balik senyum diplomatik dan diskusi lokakarya, tersimpan harapan kolektif: pendidikan sebagai jalan pembebasan, pembangunan sebagai jalan kesejahteraan.
Blora, tanah tua yang berakar pada sejarah panjang peradaban Jawa, hari ini membuka diri untuk bersinergi dengan kekuatan ilmu pengetahuan. Kehadiran UNY sebagai PSDKU di Blora bukan hanya hadir dalam bentuk bangunan dan ruang kelas, tetapi menjadi representasi transformasi kultural, sosial, dan ekonomi masyarakat.
Rektor UNY menyampaikan bahwa pembangunan kampus ini bukan sekadar ekspansi kelembagaan. Ini adalah amanah untuk menjayakan lembaga sekaligus mensejahterakan warga. Gagasan ini sejalan dengan prinsip “gotong royong akademik” — kampus hadir bukan untuk mengambil, tapi memberi, mendidik, dan menghidupkan potensi lokal.
Potensi Blora sesungguhnya tak pernah kering. Dari Maribong yang disucikan dalam Prasasti Singhasari, hingga semangat Sedulur Sikep yang menjunjung nilai-nilai kejujuran dan ketekunan, semua adalah benih SDM unggul yang siap dibina. Di sinilah pendidikan tinggi punya peran strategis untuk menyemai dan mengembangkan bibit-bibit lokal menjadi pemimpin masa depan.
Pemilihan program studi harus mencerminkan denyut nadi masyarakat Blora. Pendidikan vokasi pertanian dan kehutanan penting bagi wilayah yang hidup dari kayu jati dan hasil bumi. Program studi seni tradisi bisa melestarikan kentrung, jedhoran, dan barongan sebagai warisan luhur sekaligus potensi ekonomi kreatif.
Blora juga membutuhkan tenaga kesehatan dan guru olahraga untuk menjawab kebutuhan layanan dasar. Program pendidikan guru, kesehatan masyarakat, gizi, dan keolahragaan akan menjembatani kebutuhan ini secara langsung. Di sisi lain, program teknik elektro, informatika, dan teknologi tepat guna akan mengangkat masyarakat Blora ke era modernisasi.
Dengan dukungan legislatif dan eksekutif, pembangunan kampus UNY ini bukan mimpi jangka panjang. Ini peluang jangka menengah yang jika dikelola dengan sinergi, akan mempercepat kemajuan daerah. Infrastruktur, kebijakan, dan SDM perlu bergerak bersamaan, bukan saling menunggu.
Membangun kampus bukan soal membangun gedung, melainkan membangun ekosistem berpikir. Maka, kehadiran fasilitas olahraga, ruang komunitas, dan laboratorium terbuka adalah cara UNY menunjukkan bahwa pendidikan adalah kehidupan itu sendiri, bukan sekadar kuliah dan ujian.
Dalam kerjasama ini, Blora tak hanya menjadi tuan rumah. Blora adalah subjek utama. Putra daerah tak perlu lagi merantau jauh. Mereka bisa belajar, tumbuh, dan memberi dari tanah kelahiran sendiri. Kampus hadir bukan untuk mengubah Blora menjadi Yogya, tapi menjadikan Blora sebagai Blora yang tercerahkan.
Semoga ini menjadi awal dari ekosistem ilmu yang hidup. Di mana sains bertemu dengan seni, di mana teknologi bertemu dengan tradisi, dan di mana pendidikan benar-benar menjadi jembatan antara masa lalu dan masa depan.
Bukan hanya jaya UNY. Tapi juga jaya Blora.
Bukan hanya unggul secara akademik. Tapi juga berakar pada kemanusiaan.
Dan dari kampus ini, lahir harapan-harapan baru yang tumbuh di ladang kering Blora — yang tak lagi kering.
Rumah Tua, 24 Juli 2025